Poligami, sebuah wacana dalam perang pemikiran


Kata poligami sangat teramat lama menjadi wacana di negeri kita ini. Dulu hanya selentingan pro dan kontra terhadap isu yang satu ini, hingga pada akhirnya, saat Aa Gym melangsungkan pernikahannya yang kedua (semoga Allah SWT Merahmatinya), Isu ini kemudian seakan menjadi bom waktu yang meledak setelah sekian lama terdiamkan dan hanya menunggu waktu. Dan pernikahan Aa Gym menjadi momentum yang tepat untuk kembali mengangkat isu ini.

Saya kemudian tertarik untuk mengkritisi fenomena yang terjadi di masyarakat kita. Tadi siang, pernikahan kedua Aa Gym diangkat oleo Silet, salah satu infotainment di RCTI. Di acara tersebut, banyak orang yang memberi pendapat. Entah apa itu setuju atau tidak (kebanyakan sich tidak setuju…), tetapi sekali lagi bukan itu masalahnya.

Saudaraku, kita juga pernah di bawah pada isu agama seperti ini, yaitu isu penegakan Syariat Islam. Dua hal yang berbeda konteks tetapi satu tujuan yaitu bagaimana Islam dijalankan secara kaffa oleh kita kaum muslimin di Indonesia.

Inilah yang menjadi masalah menurut saya. Coba kita cermati lagi, saat isu penegakan Syariat Islam di Indonesia di angkat pada tahun 2002, masyarakat tidak menanggapinya seperti mereka menanggapi isu Poligami ini. Dan keadaan itu berbalik sekarang, masyarakat mulai dari ibu rumah tangga, atris, aktivis Perempuan, Kadiv di Departemen Agama, bahkan Presiden pun ikut heboh dengan pernikahan Aa Gym. Pertanyaannya... Apa yang salah? Jika salah, apa yang menjadi takaran kesalahan tersebut.

Kita umat Islam seakan dibuat terlena, kita terbawa arus pada hal-hal yang alamiah seperti ini. Tetapi kita tidak mencermati bahaya di balik keadaan ini yaitu di benturkannya Umat Islam dengan Umat Islam lainnya. Betapa tidak, semua respon ketidaksetujuan atas pernikahan Aa Gym adalah Umat Islam, entah itu mengatasnamakan individu, ataupun melembaga, seperti Departemen Agama bahkan Negara. Lucunya...., sampai-sampai anggota dewan kita sibuk untuk menggodok refisi undang-undang tentang Poligami. Sedikit menanggapi berita di infotainment tadi, bahwa nanti setiap orang yang hendak melakukan poligami harus sepengetahuan Departemen Agama. Sadarkah kita umat Islam, bahwa isu poligami ini hanya menjadi ajang adu domba oleh orang-orang yang hendak melihat Islam pecah. Mengapa revisi undang-undang Poligami sampai melibatkan Presiden, sedangkan isu Penegakan Syariat Islam malah ditanggapi dengan isu Teroris. Inikah negara kita sebagai negara tersebesar di Dunia, dan jumlah Umat Islam Terbesar di Dunia?

Saudara ku, kita jangan terlena dengan isu yang terus menerus di blowup oleh media. Akankan Ukhuwah kita digadaikan oleh isu seperti ini yang dari hati kecil kita yang paling dalam, kita yakin Aa Gym memiliki ilmu atas apa yang dilakukannya. Mari kita tetap menjaga Ukhuwah ini. Dan cermati setiap hal yang kita dengar dan rasakan. Jangan sampai terlena dengan perang pemikiran yang sedang berlangsung di negara kita ini. Selama Al-Qu’ran dan Hadist menjadi pegangan, itu sudah menjadi jaminan bagi kita. Bukankah Rasulullah SAW telah mewariskan dua hal tersebut kepada kita? Maka Al-Qur’an lah yang menjadi landasan hukum kita sebagai manusia, dan Hadist menjadi penjelas darinya. Wallahualam Bissawab.


-adhi-
yang belum berpoligami...

0 comments: