Tit... tit... tit...
1 message received
“assalamualaikum.wr.wb. Pa kbr di? Ebho cuma mo ngasih tau kalo erna Danareksa kmrn meninggal dunia. Dulu prnh skntor kan? “
deg... ya Allah....
dan aku hanya mampu diam.
Kau pun pergi....
Tanpa sempat kumohon maaf padamu...
Selamanya...
Dan takkan kembali...
Innalillah Wainna Ilaihi Rojiun......
Telah berpulang ke Rahmatullah
Sri Ernaningsih Arifin
seorang kakak, seorang teman,
Kakak erna,
Masih terasa nasi goreng yang pernah kau buatkan untuk ku...
Masih terasa roti bakar yang sering kau buatkan untuk kami...
Selamat jalan kakak... maaf, aku belum sempat menjenguk pusaramu yang masih basah.
.::dan kaupun pergi::.
rekonsiliasi dalam bingkai penghambaan manusia
Bismillahirrahmanirrahim,
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Dalam proses penyusunan Laporan Keuangan, rekonsiliasi menjadi bagian yang tidak terpisahkan. Melakukan rekonsiliasi berarti mencoba untuk membenarkan pencatatan semua transaksi keuangan yang ada di perusahaan dengan pencatatan Bank atas transaksi keuangan perusahaan. Pada prinsipnya, pencatatan Bank adalah selalu benar.
Berjalannya proses rekonsiliasi, menghasilkan outstanding items yang selanjutnya harus disesuaikan dengan jalan membuatkan penyesuaian (adjustment) atas kesalahan pencatatan tersebut.
Dalam akuntansi terapan di Indonesia kita mengenal yang namanya SAK (Standar Akuntansi Keuangan), di Amerika lebih dikenal dengan nama GAAP (General Accepted Accounting Principal). Standar inilah yang menjadi tolak ukur atau panduan proses pencatatan akuntansi di sebuah perusahaan. Standar ini pula yang menjadi “kitab” pembenaran atas penyajian sebuah Laporan Keuangan. Yang jelas, seimbangnya posisi debit dan credit menjadi hasil akhir sebuah Neraca Laporan Keuangan perusahaan.
Ini pula yang sering saya lakukan dan menjadi pekerjaan bulanan saya. Rekonsiliasi bank, dimana saya harus mencocokkan antara pencatatan di General Ledger kami dengan Pencatatan yang ada direkening Koran perusahaan saya. Hingga kemudian terbersit di pikiran saya, bahwasanya dalam hubungan kita kepada Allah SWT ternyata kita pun melakukan rekonsiliasi.
Disconnected
Mayde mayde mayde.......
-SOS MESSAGE-
ti...tit. ti...tit. ti...tit....
please help me, help help he...tiiiiiitttttttttt
and I am lost
.::menyapa Tuhan::.
Tuhan...
Aku mohon maaf.
Aku lelah...
Aku ingin berhenti sejenak.
Tapi jangan marah Tuhan...
Aku bukan ingin pergi,
Aku cuma ingin...
Hati dan perasaan ini baik lagi...
Karena mereka lagi terluka,
Kemudian datang pada Mu dengan tenang...
BOOMMMMM......
seperti bom waktu, dan mungkin hari ini dah waktunya meledak.
rasa kesel yang coba ditahan selama ini akhirnya meledak juga...
buntutnya.... I decide not to activate my cellphone.
sorry buat para fans, tmen2 juga. kalo ada apa2 silahkan si shout ku adja or email me....
satu masalah yang hari ini sangat tidak mengenakkan.
saya minta mama untuk ke rumah ustad. biasa... minta tolong untuk dibuatkan surta pengantar titttttttt (out off the record). pas tadi nelpon kata mama, "beres... ustad bilang silahkan langsung ke pak bahar". tapi perasaan yang kuat mengatakan kalo mama bohong, dan buktinya. beberapa menit kemudian setelah saya desak, beliau bilang dia belum ketemu ustad. dan saya sangat kecewa. wajarkah saya kecewa dengan mama saya????
say tau, hubungan kami agak "retak" dengan ustad. tapi saya coba membangun hubungan baik lagi dengan beliau. justru saya minta tolong ke mama,adalah hanya untuk menyambung tali silaturrahmi dengan ustad kembali. setidaknya dengan mengurus surat itu, ada "batu" penghalang yang ingin saya pecahkan. kebekuan diantara mama dan ustad.
tapi seperti sebelumnya, saya dibohongi lagi. dan saya sangat kecewa. bukan maksud untuk memaksakan kehendak ke mama, tapi mencoba mengkomunikasikan maksud saya. dan ternyata itu pun sangat susah. sekarang dah terlanjur.. mama dan langsung ke pak bahar tanpa melalui ustad, dan rasanya itu tidak enak banget buat saya.
dan.....
again..., standar ganda. hahhhhhh saya dah terlalu lama ingin membuang kata2 itu dari kepala saya. tapi kok susah yach.
justru hari ini, karena "Standar ganda" itu pula yang membuat hari ini ngak enak. up to you lah... hanya itu yang bisa saya lakukan.
mana hari ini jumat lagi... rencana ingin pulang ke makassar hari ini rasanya akan gagal lagi.
minggu kemarin adja, tiba2 saya batalkan untuk pulang hanya karena 1 hal yang sangat membuatku tidak enak, dan saya juga tidak mungkin pulang dengan perasaan tidak enak.
hari ini.... ahhhhh terserah lah. kadang cape memikirkan kenapa orang2 tidak coba memahami perasaan dan maksud kita.
biarlah...
jujur bosan juga nulis segala hal yang menjatuhkan semangat pembaca blog ini. tapi namanya blog, personal online diary. so, semau saya isi apaan....
afwan nach pemirsa....
nanti akan ada ulasan tentang hal lain. yang jelas (semoga) bukan masalah ini lagi.
(sekali lagi) KoMuNiKasI
Perubahan, sedikit banyak akan mempengaruhi diri kita, orang lain, bahkan semua rencana yang telah disusun. Perubahan itu bisa berupa perubahan positif ataupun perubahan negatif.
Efeknya pun berbeda, kadang kita menanggapinya secara positif, tetapi terkadang menjadi hal yang menimbulkan tanggapan negatif bagi kita dan orang lain.
Semisal, saat anda dan teman-teman merencanakan akan bertamasya ke Danau Matano. Anda sudah membagi tugas masing-masing, si A mengurus konsumsi, si B mengurus dana, si C mengurus tempat, si D mengurus Raft dan si E sebagai seksi “kompor”. Disaat H-1, tiba-tiba si C mengatakan pada anda dia tidak dapat ikut dan menyerahkan tugasnya ke E. Anda tahu, urusan tempat adalah hal sangat penting, tetapi kemudian menjadi tidak pasti (kembali). Mencari alternatif lain juga tidak mungkin dalam sehari. Dan pastinya, si C lah yang mengetahui seluk beluk tempat ini (karena dia yang mencari tempatnya).
Apa yang harus anda lakukan saat itu? Yup... ANDA HARUS MENGAMBIL KEPUTUSAN YANG CEPAT.
Tapi pernahkan anda tanya bagaimana perasaan anda? Yang pastinya anda sangat kecewa pada si C. Mengapa saat injury time baru dia mengatakan hal tersebut. Marah, kecewa dan stres bisa jadi menimpa anda.
Pasti ada yang salah dalam kasus di atas, yaitu tidak adanya komunikasi. Si C pasti memiliki alasan kenapa dia seperti itu, tetapi di sisi lain tindakannya memiliki dampak yang buruk terhadap orang lain.
Mengkomunikasikan setiap perubahan atas sebuah kesepakatan itu lebih baik. Hal ini menghidarkan kita dari sikap apatis orang lain yang mungkin sudah sangat berkomitmen dengan kesepakatan tersebut. Di lain pihak, hal itu membantu orang lain untuk tidak ber-dzuudzon terhadap kita (dan menolong orang lain untuk tidak berdosa kan???).
Mengkomunikasikan sesuatu pada orang berarti kita menghargai orang lain. Bahkan sebuah perbedaan bisa terselesaikan dengan komunikasi. Persoalan diterima atau tidak apa yang kita argumentasikan kepada mereka, itu urusan ke duabelas. Mungkin ada kalanya orang tidak akan sependapat, dan kita harus berlapang dada. Tetapi yang menjadi penting adalah niat dan cara kita mengkomunikasikannya.
For you.....
Hari ini ada perubahan rencana yang baru saya dengar dari mama’. Itupun baru kemarin ummi bilang ke mama. Jujur saya kaget. Yah.. seperti katamu. Sabar.... (haruska???? Again.....)
sTaNdaR
seekor anjing dan seekor belalang bertemu di sebuah taman dengan pagar yang tinggi. saat melihat anjing yang duduk di depan pintu taman tersebut, si belalang menyapanya.
"siapa kamu dan apa yang kamu lakukan disini?"
"aku adalah anjing penjaga taman ini, dan aku adalah anjing terbaik di desa ini yang dipilih oleh tuanku untuk menjaga taman ini" sahut si anjing.
"ah, kamu bukan yang terbaik, saya mampu mengalahkan kamu. bagaimana kalo kita bertanding" jawab si belalang berang.
"baiklah" jawab si anjing.
"di depan sana ada pagar yang tinggi. mari kita bertanding. siapakah yang bisa melompati pagar tersebut"
kemudian si anjing melompat tinggi dan berhasil melewati pagar tersebut. giliran si belalang, ternyata lompatannya hanya mampu mencapai 3/4 tinggi pagar tersebut.
"hahaha, aku menang, kamu sudah kalah" tawa si anjing.
"belum" jawab si belalang. "tantangan pertama kamu yang menentukan. berani kamu sekarang, jika saya yang menentukan tantangan kedua"
"sederhana saja, kita melompat di tempat dan menentukan siapa yang memiliki lompatan tertinggi. tetapi diukur dari lompatan yang dilakukan tersebut berapa kali tinggi badannya"
baiklah" sahut si anjing. kemudian dia pun melompat. sungguh menakjubkan karena dia mampu melompat setinggi empat kali tinggi badannya.
kemudian si belalang pun melompat. lompatannya hanya setengah dari lompatan di anjing, tetapi ketinggiannya mencapai 40 kali tinggi badannya. dan belalang pun memenangkan perlombaan kedua.
si anjing pun menghampiri belalang dengan rasa kagum, "Hebat, kamu menjadi pemenang. score kita sama. jadi kita harus mengadakan lomba ketiga"
"tidak perlu! karena pada dasarnya pemenang dari setiap perlombaan yang kita adakan adalah mereka yang menentukan standar perlombaannya. pada saat lomba pertama kamu yang menentukan standar dan kamu pemenangnya. pada saat perlombaan kedua saya yang menentukan standarnya dan saya pemenangnya. hakikatnya adalah baik saya maupun kamu memiliki standar yang untuk berhasil yang berbeda, masalahnya kita sadar atau tidak bahwa kita memiliki potensi untuk melakukan yang terbaik
(saduran dari buku Setengah isi, Setengah kosong)
sungguh sebuah kisah yang menarik.
dalam beberapa hal tiap orang punya standar sendiri. standar yang dipakai dalam mengarungi kehidupan. sadar atau tidak, kadang standar itu menjadi frame dalam kehidupan kita. misalnya nie... standar cantik menurut iklan kecantikan itu adalah, putih, bebas jerawat, tidak ada kerutan di mata. begitu pula iklan shampoo mengatakan rambut indah itu lurus, hitam, tidak kusam dan mudah diatur. efeknya, tiap orang berbondong-bondong untuk memenuhi standar tersebut.
manusia, tidak akan pernah lepas dari "standar" hidup. seorang yang beriman pasti menjadikan standar agama sebagai acuannya. si materialis akan menjadikan materi sebagai standar hidupnya.
masalahnya jika ada standar umum, seperti agama, yang ditafsirkan berbeda oleh tiap orang. mungkin karena khalakah yang berbeda, membaca dari buku yang berbeda, atau bahkan penafsiran yang berbeda. perbedaan itu kemudian dibenturkan dan hasilnya adalah chaos. benturan!!!!
ini hanya pendapat saya...
"memaknai perbedaan tidak berarti harus membenturkannya atau bahkan memaksakan kepada orang lain. adalah lebih bijak jika kita memjadikan komunikasi sebagai jembatan menuju pada satu pemahaman"
so.... kata orang Jerman, diam itu emas. tapi bagi saya... diam tidak akan menyelesaikan masalah. apalagi kalo mendiamkannya.
kita memang beda, tapi ada yang bisa menyatukan kita, bahasa komunikasi.
tentu... dalam batasan syar'i ( yang mungkin kita tafsirkan berbeda)
kita memiliki potensi untuk saling memberi yang terbaik, masalahnya... apa kita mengijinkan orang lain melakukan yang terbaik dan tidak mengebiri potensinya.
kucing...
pernah lihat kucing yang terjatuh dari atas pohon yang tinggi, atau dari atap yang tinggi?
apa yang anda lihat saat ia menyentuh tanah...
Yup, benar seperti yang ada pikirkan sekarang. dia mampu tiba di tanah dengan kaki depannya, menjaga keseimbangan tubuhnya dan hasilnya.... DIA KEMBALI BERDIRI TEGAK.
perhatikan pula saat seekor kucing terluka, cuma butuh beberapa hari luka itu kemudian mengering dah bahkan sembuh total...
apa yang anda pikirkan saat melihat luka itu hilang...
yup, sangat benar... TERNYATA DIA MAMPU MENYEMBUHKAN DIRINYA SENDIRI TANPA BANTUAN KUCING LAINNYA.
ini yang kemudian ingin saya katakan, kadang kita harus seperti seekor kucing. mampu untuk berdiri tegak kembali saat terjatuh dari "tempat yang tinggi". entah karena perngaruh "gravitasi" orang lain ataukah memang karena kesalahan kita sendiri. mendarat dengan indah kemudian kembali berdiri TEGAK tanpa bantuan orang lain.
kita juga harus mampu untuk "mengobati" diri kita sendiri. karena kita yang tahu gimana sakitnya, dimana sakitnya, dan harus dirawat dengan cara bagaimana.
yup, saya pun ingin seperti seekor kucing, JATUH DENGAN INDAH, KEMBALI BERDIRI, dan MENGOBATI DIRI SENDIRI. karena terkadang... tak akan ada orang yang akan menopang kita saat jatuh, tak ada orang yang memahami kita saat terluka.
being a cat... being strong.
empati dan antipati
saya cuma ingin membangun komunikasi dengan kamu, bukan untuk membuatmu larut dalam perasaan mu.
tapi ternyata itu salah, bahkan orang lain pun menganggap apa yang saya lakukan itu salah.
selalu salah...
padahal email,sms ataupun telpon...seeeemuanya hanya untuk menjaga rasa empati kita. tapi sekarang yang ada hanya antipati. trauma dalam kesalahan yang berulang...
maaf, saya bukan orang yang mudah memahami, seperti kata mu. kita berasal dari gemblengan yang berbeda.
masalah kemarin telah membuka mataku, betapa jauh saya dari takaran idealmu. kamu mungkin tidak merasa seperti itu. tapi tanpa sadar kamu memposisikan saya seperti itu.
just go ahead, kita takkan berkomunikasi lagi,
semoga itu bukan ucapan selamat tinggal.
09.05.07 bad day.